Monday, 27 August 2012

Rekor CCU


Tiga kali mengambil mata kuliah yang sama, benar-benar rekor buat saya. Biasanya maksimal dua kali lah. Kali ke dua buat perbaikan nila-nilai C atau D.

Siang ini, 12.20 saya akan sedang kuliah Cross Culture Understanding (CCU) bersama Mr. Basri, mata kuliah yang pernah saya ambil waktu semester 5 dan saya ulang lagi di semester 7. Jadi ceritanya, (sabar ae yo, kak. Dengerin crita g penting.) saat semester lima, mood kuliah saya sedang tidak baik. Hari-hari saya lebih banyak diisi dengan mengikuti seminar-seminar, ikut sekolah filsafat, main ke gramedia, ke togamas, ke wilis atau jalan-jalan di matos. Escape from class.

Saya jadi sering bolos kuliah. Nilai CCU pertama sebenarnya sudah lumayan lah. Miss Pawellzick berbaik hati memberi saya nilai C. Artinya saya lulus pas-pasan. 

Tapi karena ingin nilai akhir saya A atau B semua *halah*, semester 7 saya niat sekali mengulang CCU. Kali ini diajar Miss Sarah. Kali ini, saya tidak malasmalas amat masuk kelas. Saya senang berada di kelas Miss Sarah dan berdiskusi dengannya. Skor UTS dan UAS saya termasuk tertinggi di kelas. Meskipun begitu, saya paling malas kalau disuruh mengumpulkan pekerjaan rumah. Hampir tidak pernah. Saya sadar itu, dan ketika lihat nilai E mampang di KHS, saya tidak terlalu kaget.

Tadinya saya tidak mau kuliah CCU lagi. Hemat saya, nanti nilai C itu saja yang saya ajukan untuk nilai akhir. Tapi peraturannya tidak semudah yang saya bayangkan. Kalau ada dua mata kuliah yang sama, nilai terakhir yang digunakan. Omigod. 

It's ok. Saya akan menjalaninya dengan sepenuh hati. Tidak ada bolos, tidak ada malas. Harus. Toh, dalam seminggu saya kuliah hanya satu mata kuliah ini, selebihnya mengerjakan skripsi.

God, betahkanlah, kuatkanlah, rajinkanlah saya di kelas Mr. Basri ini… Amen.

Thursday, 23 August 2012

Saturday, 18 August 2012

papua merdeka di mandala



Monumen Mandala, Makassar-Sulawesi Selatan.
Tahun 1995, Soeharto meresmikan monumen ini.
Dibangun untuk mengenang Operasi Pembebasan Irian Barat.


Monumen Mandala.
Di sini sejarah dibekukan untuk terus dicatat dan diingat.
 Soekarno mengangkat Mayor Jenderal Soeharto sebagai panglima Komando Mandala.
Membebankan tugas militer dalam rangka memenangkan hak atas ladang emas: Papua bagian barat.
: jangan lupa untuk menggaris bawahi ladang emas.
Papua harus jadi milik Indonesia, bukan Belanda.
Maka jadilah…



Puncak Monumen Mandala.
Gambar-gambar bersejarah banyak di pajang di puncak menara.
Terlalu banyak; saya tidak ingat satu-satu.
Yang pasti, foto Soeharto mendominasi.
Salinan supersemar, masih misterius keberadaan dan keabsahannya, juga ada.



Puncak Monumen Mandala.
Mungkin kau perlu sedikit berjinjit untuk melihat jauh ke timur.
Tanah Papua.
Menyaksikan tatapan sendu orang-orang miskin berkoteka; tak kuasa menahan emas-emas beralih dari bumi Papua ke Jakarta dan Amerika.
Berapa nyawa Papua yang harus ditebus selama jadi daerah operasi militer?
Berapa nyawa Papua yang harus ditebus untuk meminta hak atas hak mereka sendiri?
Berapa nyawa Papua yang harus ditebus untuk mengamankan korporasi kapitalisasi?
Berapa nyawa Papua yang harus ditebus agar tuan-puan penguasa di Jakarta tetap gemuk?
Berapa nyawa Papua yang harus ditebus agar freeport untung terus?
Berapa nyawa Papua yang harus ditebus guna menyumpal teriakan Papua Merdeka?
Berapa nyawa lagi?
Berapa lama lagi?



Di bawah Monumen Mandala.
Pergolakan melawan ingatan pun mulai.
Kau bilang ekspansi, bagiku penaklukan.
Kau bilang penggabungan, bagiku penjajahan.
Kau bilang mengembalikan Papua ke pangkuan ibu pertiwi, bagiku ibu? Ibu kandung atau ibu tiri?
Kau bilang membebaskan, bagiku membelenggu.
Kau bilang akhirnya Indonesia merdeka dari penjajah, bagiku akhirnya Indonesia belajar mejajah.



_______________________

origonally captured by: Kartini Zalukhu (trims Kak Tini, dokumentasi foto selama di Makassar lengkap banget :)) and edited by novi.

Wednesday, 15 August 2012

Mitos-mitos Ramadan



Subhanallah, betapa waktu ternyata berjalan sangat cepat. Sepertinya baru beberapa malam kemaren harap-harap cemas (H2C) menunggu sidang isbat; kapan awal Ramadan. Lah kuk sekarang sudah masuk sepuluh terakhir Ramadan. Mungkin sebentar lagi masyarakat indonesia akan dibuat H2C menunggu isbat awal syawal.

Malam ini pikiran saya mengembara melewati kira-kira sepuluh tahun Ramadan belakang. Sejak saya mulai bersekolah SMP. Saya merasakan masa-masa melawan mitos Ramadan. Menurut saya ada beberapa mitos seputar Ramadan, dan kadang diimani dan diamini. Jatuh-jatuhnya Ramadan malah dikapitalisasi, jadi semacam komoditas. Meskipun tak bisa dibohongi, Ramadan juga memberi berkah bagi sebagian orang dalam mencari nafkah.

Menahan lapar, menahan nafsu
Seingat saya, saya mulai belajar berpuasa saat masih duduk di bangku TK O kecil --sekarang TK A kali yah. Tidak puasa penuh. Cuma puasa bedug; kata mama kalau jarum jam sudah jatuh di angka 12 belas, saya baru boleh buka.

Usai mandi pagi, saya berdiri mematung di bawah jam yang menggantung di dinding. Menatap jarum-jarum berdetik. Ada tiga buah jarum; yang paling panjang, warna merah dan geraknya cepat sekali. Yang ukuran sedang dan lebih pendek berwarna hitam. Mata saya hanya tertuju pada yang berwaarna merah, sudah hampir menunjuk angka 12!! Jadi saya berteriak-teriak pada mama saya yang sedang di dapur. "Ma, udah mau jam 12," "Ma, jam 12 udah lewat!" dan "Ma, udah mau 12 lagi!" saya bertanya apa saya boleh makan? Dan mama saya hanya tertawa. Masa dalam sehari tiga kali jam 12? Bertahun-tahun kemudian, saya baru sadar; omigod! Itu kan jarum penunju detik.

Berpuasa saat masih TK dan SD, mungkin hanya sekadar ikut-ikut. Karena orang-orang semua berpuasa, atau karena disuruh guru agama di sekolah. Belajar menahan lapar. Namun, saya mulai belajar memaknai puasa lebih dari sekadar itu. Puasa bukan lagi sekadar menahan lapar, tapi belajar memaknai menahan lapar. Kalau kata BIMBO; lapar mengajarmu rendah hati selalu. Belajar menahan nafsu, berusaha melawan diri sendiri.  

Menu berbuka, atau sering disebut takjil. Iklan-iklan baik di televisi maupun media lain berlomba-lomba menarik konsumen lewat konten atau materi iklan yang mempersuasi masyarakat untuk menggunakan produk mereka saat berbuka. Belum lagi pasar-pasar dadakan menjelang buka.

Alhasil, waktu berbuka kadang jadi ajang balas dendam memenuhi hasrat perut juga hasrat konsumtif. Makanan apa ajah dibeli, disiapkan, padahal belum tentu kuat dihabisin dan malah dibuang. Mubadzir toh…
sibuk nyiapin kue berbuka dan lebaran 

 Baju baru, Alhamdulillah...
Selain makan, pakaian juga cobaan sendiri. Entah kenapa selama Ramadan, orang mendadak jadi sangat islami bin arabi. Ramadan memiliki tren fashion tersendiri; baju kokoh, kaftan, jubah, jilbab, atau pakaian lebih tertutup. Syahrini meluncurkan produk abaya renda. Kaftan-kaftan dan jubah laris diburu pembeli di pasar. Hijaber-hijaber lebih sering diundang untuk demo cara memakai jilbab ala hijaber di televisi.

Mal juga tak mau kalah, diskon spesial Ramadan digelar. Midnight sale spesial lebaran juga ada. Dan saya harus menahan diri sekuat mungkin buat baju baru. Untuk itu saya sangat berterima kasih kepada lagu, baju baru alhamdulillah, tak punya pun tak apa-apa. Masih ada baju yang lama. Lagu anak-anak ini sangat membekas hingga sekarang.

Ya,
Kenapa harus baju baru? Mumpung lagi murah.( Ah, korban iklan)
Kenapa harus baju baru? Ini kan buat ibadah, ketemu bos aja pake baju bagus, ketemu Tuhan, baju baru dong. (emang Tuhan bisa dilobi cuma dari baju baru?)
Kenapa harus baju baru? Buat dipakai  pas silaturahim dan halal bi halal. Masa pakai baju tahun kemaren. (mau pamer niyeh...)

Biasanya setiap lebaran ada bonus THR dari mama buat belanja baju lebaran, tapi uangnya lebih sering saya tabung atau membelikan barang lain yang sedang saya butuhkan dibanding beli baju. Lain cerita kalau, meski saya tidak minta, mama sudah membelikannya. Mungkin mama tahu saya pengen banget, tapi gengsi mau minta. Baju-baju pemberian mama biasanya tipe-tipe yang menurut saya terlalu cantik dan anggun untu saya. Saya malah tidak pede kalau dipakai selain lebaran. Mau dipakai kuliah, kuk cantik sekali kayak mau ke kondangan orang nikah. Mau dipakai ke acara kawinan, lah kuk saingan sama si pengantin ^.^. Ya sudah, bajunya disimpan lagi buat lebaran tahun depan dan depannya lagi.

Oya. Lebaran tahun kali ini bakal jadi rekor sendiri buat saya. You know what, mukena punya saya saat ini umurnya sudah hampir empat tahun :). Saya beli waktu masih semester satu. Dan satu-satunya yang saya punya. Selama ini saya benar-benar menahan diri untuk tidak membeli mukena baru selama yang satu ini masih bagus dan enak dipakai.

baju lama asal bersih dan rapi oke juga dipakai saat lebaran ^o^

Mudik; feels like home everywhere
Makanan, Baju dan mitos ketiga menurut saya mudik. Mudik, betapa hebatnya kata ini buat orang rantau macam saya. Sampai sekarang saya masih berpikir, lebaran lebih khidmat dan nikmat jika dirayakan bersama keluarga di rumah.

Kala-kala, jika sedang sendirian di kos, saya membayangkan sahur, buka puasa, dan lebaran bersama bapa, mama, dan adik di rumah sana. Tual-Maluku.

Namun semuanya buyar kalau sudah berkumpul dengan saudara dan teman saya yang di Malang atau di Banyumas. Kebahagiaan datang dan kerinduan kepada orangtua menguap begitu saja. Saya menyadari satu hal; saya akan mudik setiap lebaran, pulang ke rumah. Dan rumah itu adalah tempat di mana kamu merasa diterima dengan sukacita, dan kamu berbahagia didalamnya. Lebaran tahun 2010 saya merayakannya di Banyumas, 2011 di Tual, dan insyaallah 2012 di Malang. Aih, banyak juga yah rumah saya… 
home to you, mudik to you >-<

Teruslah berjuang...
Ramadan seperti sekolah, selama berpuasa banyak yang harus kita pelajari dan siapkan untuk sebelas bulan sesudahnya. Apa-apa yang kita tempa selama Ramadan, mestinya bisa terus dijaga dan dirawat agar semakin berkembang di bulan-bulan selanjutnya. Bulan syawal, iedul fitri, bukanlah hari kemenangan. Bukan hari bebas dari belenggu puasa. Justru inilah pintu menuju tahap selanjutnya; suatu pembuktian, jawara manakah yang bisa tetap istikomah.  



novi mengucapkan: selamat menjalankan ibadah puasa dan mohon maaf lahir dan batin :)




____________________
trims ukhti Dhiba Ainisa Umarghanies untuk gambar-gambarnya yang menawan

Tuesday, 14 August 2012

memaafkan diri sendiri


Marah menggumpal
Beranak-pinak di ruang hatiku

Tak cukup tempat untuk
Bahagia, gembira, dan
Sekadar tertawa

Kalau ada yang kuinginkan
Saat ini,
Tidak muluk
Cukup maaf
Memaafkan diri sendiri
Dan membiarkan bibir tersenyum

Merasakan maaf menentramkan
Saraf-saraf tubuhku

Malang, 10 Agustus 2012

Sunday, 12 August 2012

merawat anak-anak(mu)


Aku berterimakasih akan hadirmu
Di sisiku saat ini
Kauberi aku kekuatan, kemuliaan
Mengandung anak-anak(mu)
Dan menyaksikan mereka tumbuh kembang tiap hari
: berlarian, menangis, terjatuh, tawa, bercanda, melakukan hal-hal konyol 
dalam ruang-ruang kepalaku
Anak-anak ini manis dan lucu sepertimu
Meski kadang juga bandel
Aku selalu bahagia merawat mereka untukmu 


Friday, 10 August 2012

the only one


Whatever you said, she or he
For the one, you worship,
Allah, Yhwh, Jesus
Or any other names

They will always be god.
Unchangeable, irreplaceable


Malang, 4 Agustus 2012

Wednesday, 8 August 2012

banshee, banci, dan perempuan

Banshee. Kata ini berasal dari sosok mitologi Irlandia mengenai peri pembawa berita kematian. Orang Irlandia menyebutnya bean sidhe, ben side dalam Irlandia kuno.

Konon, jika terdengar ratapan banshee di rumah seseorang, kemungkinan salah satu anggota keluarga di rumah tersebut akan meninggal. Semacam isyarat. Banshee ini kadang hanya terdengar raungannya saja. Namun tak jarang ia juga menampakkan diri. Kadang ia menyerupai gadis muda, ibu muda yang anggun, atau wanita buruk rupa yang sudah bau tanah. Ketiganya mewakili tiga aspek dewi perang Celtic; Badhbd, Macha dan Mor-Rioghain.

Di Skotlandia, banshee dikenal sebagai bean-nighe sebab kemunculannya menyerupai seorang perempuan yang sedang mencuci baju berlumur darah milik orang yang akan mati. Sedang di Leinster, mereka menemainya bean-chaointe, suara rintihan perempuan yang menyanyikan lagu kematian dari pekuburan. Kadang suaranya merdu. Kadang pula mengerikan.

Satu hal yang pasti tentang banshee, ia adalah hantu yang menyerupai perempuan. Perempuan jadi-jadian. Kalau bukan dalam wujud perempuan, ia muncul dalam bentuk hewan (yang diasosiasikan dekat dengan penyihir). Tidak pernah dalam wujud laki-laki.

Mungkin kata banshee ini pula yang mempengaruhi penggunaan kata banci dalam bahasa Indonesia. Banci di sini merujuk pada laki-laki yang menyerupai perempuan dalam hal berpakaian sampai tindak tanduknya. Seperti banci-banci yang biasa ngamen di jalanan. Atau yang pakai gaun mini, rambut palsu, dan riasan. Biasa mangkal di jalanan, dekat hotel-hotel dan sering jadi bulan-bulanan satpol PP. mungkin juga seorang yang kamu kira perempuan, melayanimu saat di salon-salon. 

Dalam karya sastra baik lisan maupun tulis, atau bahkan film dan animasi perempuan biasanya digambarkan dengan stereotype yang hampir seragam. Secara garis besar Juanita H. William membagi mitos tentang perempuan menjadi Woman as Mother Erath, Woman as Enchantress-Seductress, Women as necessary Evil, dan Women as Mistery. Contohnya masih bisa dilihat dari sinetron-sinetron Indonesia sekarang. Kalo tokohnya perempuannya baik, baik… banget. Sampai gak bisa bedain mana yang baik, lugu, dan (maaf) oon. Terus, kalo jahat, jahat banget. Sama sekali tidak manusiawi.

Perempuan, sejatinya manusia utuh sama halnya seperti laki-laki, masih kadang dianggap remeh, only the second sex. Bagaimana dengan  mereka yang hanya menyerupai perempuan?

Banshee, banci. Dua-duanya bukan perempuan. Tapi menyerupai perempuan. Baik hantu banshee maupun banci sama-sama dipandang negatif oleh masyarakat. Banshee ditakutin, banci dilecehin.  





underline_____________________


Sebenarnya beberapa minggu kemaren saya sedang asyik baca  The Years of Living Dangerously -nya Christhopher Koch. Informasi soal kata banci itu berasal dari banshee saya dapat dari novel ini. Setelah itu jadi penasaran dan menuntaskannya dengan menelusuri informasi seputar banshee.

Sampai sekarang novel itu belum juga selesai saya baca. Perhatian saya tersita ke novel  The Da Vinci Code milik Dan Brown. Kalo gak selesai baca ini novel, skripsi saya juga gak mulai-mulai…. :) pray for me ToT

Tuesday, 7 August 2012

haus karenamu...


Haus.
Dahaga sekali
Seolah ruang di dadaku hampa
Di antara dua belah dada
Hanya udara musim kemarau yang menyapu setiap jengkal rongga
Menyisakan kering dan dinding merekah

Segera kureguk habis air. Sat gelas dan dua
Tidak perlu bir.
Cukup air saja.
Mengisi penuh dadaku
Sampai penuh
Tumpah
Lalu mengalir mencari jalan keluar
Bawa sisa kenangan tentangmu serta

Aku terdiam sejenak
Aku pikir; sudah waktunya berhenti mengejarmu
Sebab semakin mengejarmu
Semakin haus kurasa…

Malang, 13 Juni 2012

Monday, 6 August 2012

always be our hero(ine)




Ini tim bulu tangkis Indonesia yang bertarung di Olimpiade London 2012. Tunggal putra ada Taufik Hidayat dan Simon Santoso, dua-duanya kandas di partai 16 besar. Firdasari mewakili tunggal putri juga kandas. ganda putri dan ganda putra bernasib sama. Grace/Jauhari didiskualifikasi sebab diduga terlibat politik gajah. sementara Bona/Ahsan kalah saat melawan ganda putra Korea Selatan. Hanya Liliyana/Tantowi, ganda campuran, yang bisa menembus babak semifinal. Praktis tinggal mereka berdua yang diandalkan untuk meneruskan tradisi emas bulu tangkis Indonesia di Olimpiade. Sejak awal mereka memang digadang-gadang mampu meraih medali. Tapi ceritanya lain. Langkah mereka untuk masuk final dihentikan oleh lawan dari China. Impian untuk merebut perunggu juga tak terkabulkan. Lagi-lagi harus menanggung kekalahan dari Denmark. 

Bukan kabar gembira yah? Memang. Tim bulu tangkis jadi headline berita di koran-koran. Banyak yang menyesalkan. Yang mencibir juga banyak -bulu tangkis selalu di gadang-gadang dibanding cabang olahraga yang lain. 

Apapun hasilnya, saya tetap jadi fans berat bulu tangkis Indonesia :). Mereka, atlet-atlet olimpiade, adalah prajurit pembela negara. Mau menang, mau kalah; they will always be our hero(ine)s!!!
     

Sunday, 5 August 2012

mampukah waktu?


Sudah kuputuskan untuk melupakan semua tentangmu. Dan disinilah aku sekarang. Bermil-mil jauhnya dari tempat dulu kita pernah bersama. Huft… Apakah jarak mampu menghapus kenangan? Lantaran kau, perajam luka dan suka dalam hidupku, masih saja membayangi langkahku.

Jika bukan jarak, mampukah waktu melakukannya?

Malang, 4 Agustus 2012  

Saturday, 4 August 2012

Memintamu untuk memohon


Lihatlah dirimu
Kau paling sombong
Enggan mengangkat tangan
Seraya memohon kepadaku

Aku paham inginmu
Tapi aku mengabulkan hanya apa-apa yang kaupinta

Mohonlah
Mintalah
Sebab bahwasanya aku tak pernah tega
Membiarkan tanganmu menengadah hampa

Malang, 4 Agustus 2012

Wednesday, 1 August 2012

mengeja kebenaran


Atas nama tuhan
Kaubenarkan apa yang kauyakini.
Dengan rahmat tuhan; katamu
Aku dilahirkan dalam kebenaran.

Tapi, tak banyak pengetahuanku atas
Apa yang kaubilang kebenaran itu

Bila sekarang kaumelihatku menyimpang
Melakukan bidah
Dan berdosa menurutmu
Bilakah kau marah dan mengutuki?

Sesungguhnnya aku sedang belajar
Berusaha menguak kebenaran agung

Bagaimana bisa aku membenarkan jika tak pernah berbuat salah (?) 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...