Takdir, ia telah
digoreskan. Tapi kita berhak memilihnya, atau tidak.
Persiapkanlah dirimu untuk
menerima kesatuan rasa-rasanya.
Seperti menyantap
sepiring rujak.
Ada kecut mangga, pedas cabai, manis pepaya, renyah kacang,
khas asam, dan macam.
Bahagia takkan
menghampiri kita sebagai entitas asing.
Ia galaksi rasa-rasa dalam sepiring
rujak.
Rebutlah bahagiamu;
Menulis duka yang
tak habis
Mencerita nelangsa
pada malam-malam
Mengurai tangis di
atas pusara-pusara
: sebab mencecap
bahagia adalah membedakannya dengan kecewa
Jangan bilang takut
atau trauma untuk perih.
Asek banget, emang takdir udah dituliskan di setiap manusia tapi bukan berarti kita gak bisa ngerubahnya. :)
ReplyDeleteparagraf ke 4 nya lho... dalem banget...
ReplyDeleteitulah makanya kita gag di berikan pengetahuan menyeluruh mengenai ini.. maka.. berbaik sangkalah.. terhadap Nya.. dan terus berusaha ;)
ReplyDeleteBelajar Photoshop
Perihnya takdir itu, kita cuma bisa yakin akan satu hal kalau kita ini pasti bisa menghadapi apapun yang disuguhkan oleh Sang Pencipta Takdir itu sendiri.
ReplyDeleteKalau nikmatnya takdir bagaimana? Terkadang kita lupa untuk bersyukur atau bahkan kita lupa kalau sedang merasakan nikmat...
kebanyakan orang ingin memilih takdir'a, tp kebanyakan orang di pilih oleh takdir tsb.
ReplyDeleteia itu bener
ReplyDeleteada p[ahit manis
semua terangkai
bercampur baur menjadi bagian hidup
racikannya pas, tak lebih tak kurang
"karena ujian akan datang bersama dengan kemampuan hambanya"
hingga akhirnya jadilah kehidupan yang mengesankan
aku juga belajar menerima takdir, jalani saja gitu
ReplyDelete