Semua orang mengeluh, menyayangkan, beberapa mungkin bosan dengan berita perceraian selebritis yang hampir tiap hari muncul di layar telivisi.
Klik.
Si gadis lebih memilih mematikan tv. Memejamkan mata. Dan seandainya aku bisa mengenyahkan slide-slide yang terus menghantui. Wajah-wajah orang yang sangat dikasihi datang silih berganti. Ia ingin mengenyahkannya juga. Seandainya saja semudah menekan tombol power pada remote.
Tuh, kan. Mereka datang lagi! (someone, help!)
Mami selalu tampak cemas. Aku gak suka melihat bibirnya yang terus menerus melengkung ke bawah. Setiap pagi dengan mata bengkak dan cuping hidung kemereh-merehan, ia memasak nasi goreng untuk sarapan. Tolong jangan tularkan kesedihanmu. Si gadis menelan suapan nasi goreng cepat-cepat. Tidak ingin merasakan haru dalam rasanya.
Papi. Wajah yang selalu sangar, bahkan saat tersenyum sekalipun. Lihatlah matanya, tatapannya seperti puscuk pistol yang ditodongkan tepat di keningmmu. Membunuh. Amunisinya selalu penuh. Bisa membunuh mami dan si gadis kapan saja. aku tak pernah berani menantang matanya secara langsung. Aneh, dia papiku. Kenapa dia ingin membunuhku. Aneh, mami adalah istrinya. Kenapa ingin membunuhnya. Si gadis melahap sarapanku lebih cepat lagi. Ingin menghilang dari tatapan papi.
Setiap hari, si gadis sudah bangun pagi-pagi sekali. Melahap sarapan secepat kilat. Lalu pergi kemana saja. asalkan tidak terperangkap di rumah. pulang saat semua sudah tidur. Ia tak pernah betah di rumah. terlalu banyak hal yang tak ingin dilihat, didengar, dan dikenang.
No comments:
Post a Comment
silakan tinggalkan jejak. agar aku tahu kamu di sana.
komentar akan muncul setelah disetujui.