from here |
Ingatan saya cukup
baik. Masih jelas menghadirkan potongan-potongan kisah yang berkesan bagi saya.
Bahkan visualisasi bisa lebih jelas saat momen-momen tertentu.
Saya bersyukur untuk
itu. Tapi tidak untuk beberapa kasus.
Saya bukan tipe
orang terbuka. Juga bukan orang yang dengan mudah percaya dan mempercayakan
hati pada orang lain. Mungkin ini warisan dari leluhur saya, libra. Penakar
untuk menimbang-nimbang segala sesuatu, bahkan pada hal-hal yang mungkin tidak
perlu ditimbang juga. Karena itu, ketika saya sudah memutuskan, saya berharap
itu yang terbaik dan abadi. Saya tidak pernah menyiapkan diri mengahadapi
kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi di awal, tengah atau akhir
perjalanan.
Dan ketika
kemungkinan itu menampakkan diri dalam kenyataan, saya limbung.
Kerapuhan
menggrogoti saya perlahan-lahan. Tapi kamu tidak pernah tahu, kan?
Ia, ingatan saya,
sama kurang ajarnya dengan rindu. Datang tanpa diminta. Mendudukkan saya di
depan layar memutarkan film yang sama sekali tidak ingin saya tonton. Ia bisa
saja melakukan itu sekarang, besok, atau sepuluh tahun lagi. Tak peduli saya di
mana. Bergandeng dengan siapa, sedang mencium siapa.
sedang mencium siapa hayoooo? :D
ReplyDeletekenangan indah/buruk nih
rindu itu... seperti benalu
ReplyDeleterindu itu... seperti candu #eeaak
@catatan: wkwkw. harasia, dong :)kadang-kadang indah, kadang juga buruk...
ReplyDelete@annesya: rindu itu... kamu #loh?
auuuu jadi maluuu... #apasih?
ReplyDeleteingatan dan rindu atau ingatan masa lalu kadang memori dapat memutarnya kembali di lain waktu
ReplyDeletejawab komen di blog: kau lama tak bw, ketinggalan cerita deh... :D
ReplyDeletejangan percaya lidah, juga jangan percaya mata, lakukanlah apa yang dipercaya hati...
ReplyDelete