Makassar. Kalau
pulang ke rumah saya di Tual sana, baik naik kapal atau pesawat, selalu transit
di Makassar. Naik pesawat sih, tidak pernah lama. Dan tidak bisa ke mana-mana.
Jika naik kapal, transit bisa sampai 2-3 jam. Lumayan buat jalan-jalan keliling
Makassar. Tapi yang ini beda. Nah hari ini, alhmadulillah ada kesempatan
berkunjung. Lumayan lama, tanggal 4-8 April 2012.
Sesuai jadwal,
penerbangan saya dengan SJ564, Sriwijaya Air, semestinya berangkat pukul 13.05.
Ternyata ditunda. Di papan display
tertera sampai 13.45. Alasannya sedang pergantian pilot atau kapten. Padahal
sebelumnya saya sudah tiba di bandara juanda, Surabaya, lebih awal. Pukul
12.25. Takut ketinggalan pesawat.
Saya membunuh
kebosanan saya di ruang tunggu gate 6
dengan diam. Sambil sesekali melirik orang disekeliling saya. Empat petugas
bandara yang menjaga loket sibuk bercerita. Suara mereka terdenga cukup jelas.
Berbicara diselingi tawa berderai. Beberapa kali terlihat ada penumpang datang
menghampiri.
Ada lelaki, saya
taksir umurnya 35-40an, datang menanyakan apatah maasih sempat untuk menunaikan
salat dhuhur. Petugas mempersilakannya. Ia lalu menghampiri seorang teman,
mengajaknya keluar ruang tunggu. Mungkin ke mushola.
Sementara itu, jauh
di seberang meja petugas, terdengar suara bayi menangis. Sangat kencang. Saya
melengok kanan-kiri. Mencari asal suara. Sedikit bergeser dari tempat duduk,
agar dapat melihat si bayi. Padangan saya terhalangi meja petugas. Dan saya mendapati
gadis kecil dalam balutan baju warna pink, muka merah, dan tangisan kencang.
Itu dia. Duduk dipangkuan sang ibu. Duduk manis sambil menangis.
Tak lama berselang
setelah lelakki yang ijin salat. Seorang wanita 60an menghampiri petugas.
Dengan menggunakan bahasa inggris ia bertanya kenapa pesawatnya ditunda. Dia
sampai sudah kelaparan gara-gara menunggu. Petugasnya menjawab terbata-bata.
Bahasa inggrisnya mungkin kurang lancar.
Suara si bayi sudah
tidak terdengar lagi. Rupanya ia tenang setelah digendong sang ibu. Sambil
menyusu pula. Ah, mungkin bayi pink itu juga lapar gara-gara menungggu.
Sedang lelaki tua di
pojok ruangan, tiga kursi dari tempat saya duduk, sudah tertidur pulas. Ia
mengenakan baju light cyan dan celana
coklat terang. Kepalanya bersandar di kursi, wajah menengadah, dan mulut
terbuka. Entah lapar, entah capek.
Beruntung, penumpang
sudah diperbolehkan naik pesawat 15 menit lebih awal dari jadwal tertunda.
Mungkin bakal banyak lagi orang-orang lapar, tertidur, atau diam karena bosan.
Ayo, cepat, cepat.
Jangan tunda-tunda lagi. Sudah tidak sabar menginjakkan kaki di tanah Ayam Jago
dari Timur.
hi, thanks... just come again for another blogwalking
ReplyDeleteSalam kenal kaka.. :)
ReplyDeletesalam kenal juga, dede...:)
Delete