Demo di Makassar. Mahasiswa Makassar beraksi lagi
Setelah harus
menunggu 30 menit delay dan perjalanan
sekitar 40 menit di atas pesawat, akhirnya saya tiba juga di bandara Hasanuddin
Makassar, Sulawesi Selatan. Tepatnya di wilayah Maros. Di sana Ilham, LPPM
Profesi, sudah siap menjemput. Dia ditemani sang ketua, Fadli. Selain saya, ada
juga si Egi, Uli dan Dika -- kawan-kawan dari LPM Institut Jakarta.
Kami mengendarai
mobil yang disetir Fadli. Ilham duduk di sampingnya, bertindak sebagai pemandu
dadakan. Memberitahu nama-nama tempat yang kami lalui.
Di Maros, Ilham
menunjukkan pabrik semen BOSOWA yang berada di samping kiri jalan. Semen ini
lumayan terkenal di daerah timur Indonesia. Bapa dan mama saya biasa memesan
semen Bosowa untuk keperluan bangun rumah.
Sampai fly over di pertigaan Jl. Urip Sumoharjo dan
Jl. Pettarani, mobil melaju persis di bawahnya. Ini sudah masuk wilayah kota
Makassar. Ada coretan grafiti yang
ditulis sekadarnya di kaki fly over. Turunkan BBM. BBM Naik, SBY TURUN.
Selain identik
dengan kota Coto Makassar, demo mahasiswa juga jadi bagian dari kota Makassar.
Setiap ada kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat, mahasiswa pasti turun
lapangan meneriakkan protes. Entah di Jakarta, Malang, Medan, atau Surabaya.
Tapi tak ada yang lebih getol dari Makassar. Fly
over urip-pettarani jadi saksi bisu. Di bawah jembatan layang inilah
mahasiswa Makassar kerap berdemo.
Terakhir, tersiar
kabar dari televisi mengenai demo kenaikan BBM. Tanggal 27 Maret, terjadi aksi
penolakan besar-beasaran. Gerakan tolak kenaikan BBM.
Saya tidak ikut
turun aksi, hanya menyimak depan layar kaca televisi (tivi). Semua stasiun tivi
berlomba-lomba merekam dan menyiarkan langsung aksi-aksi tersebut. Saya memilih channel metro-tv.
Sejak pukul 14.00
WIB sampai sekitar 18.00 WIB, metro-tv masih memberitakan situasi demo dalam
rangkaian acara wide shot. Reporter melaporkan langsung dari Makassar, Riau,
Malang, dan Jakarta. Tapi saya mencatat, Makassar yang lebih banyak porsinya.
Brutal dan anarkis.
Banyak orang mengambil kesan serupa jika melihat aksi yang direkam si
kameramen. Atau sekedar melihat judul-judul berita seperti berikut ini;
- Aksi mahasiswa semakin memanas
- Polisi tembak gas air mata
- Aksi berujung bentrok
- Mahasiswa lakukan perusakan
Mahasiswa Makassar
diberitakan melakukan perusakan di di restoran cepat saji asal Amerika,
menjarah minumannya. Di lain hari juga menjarah gas LPG.
Saya
menyabar-nyabarkan diri agar betah menonton berita. Gregetan nontonnya. Bukan
berita kenapa BBM mesti naik, kenapa mahasiswa menolak kenaikan BBM yang saya
dapatkan, melainkan lagi-lagi mahasiswa anarkis yang dipertontonkan media ke
khalayak umum. Sebagai mahasiswa saya juga tidak setuju pada tindakan anarkis.
Tapi tingkah mahasiswa yang kemudian dilabeli anarkis itu juga tidak muncul
dengan sendirinya jika tak ada yang menyulut.
"Bagaimana
kesannya tentang Makassar?" tanya Ilham tiba-tiba. Saat itu, kami bahkan
belum sampai di tempat tujuan. Pertanyaan yang menurut saya terlalu dini.
"Di Makassar sering demo yah?" ia kembali bertanya.
Saya tertawa.
Pertanyaan terlalu dini? Tidak juga. Karena sebenarnya, sebelum ke Makassar,
saya dan mungkin berjuta orang lain juga sudah lebih dulu membuat penilaian
dini tentang Makassar. Beberapa waktu sebelum berangkat, teman-teman di kampus
UIN Malang suka berseloroh; "Gak takut tah ke Makassar? Di sana sering
demo." Atau, "Siap-siap bawa helm." Maksudnya buat jaga-jaga
kalau ada aksi lempar batu.
Sadar atau tidak,
selama ini tivi dan sebaran informasi di internet atau surat kabar harian yang
jadi sumber rujukan saya tentang Makassar. Informasi yang saya dapat, sudah
tentu berdasar perspektif orang yang merekonstruksi fakta dalam bentuk tulis,
audio maupun video. Tapi bagaimana sebenarnya, saya juga tidak tahu. Yang pasti
jangan tergesa-gesa percaya dengan kebenaran yang disampaikan media kejar
tayang.
Lha sekarang usai mengikuti DJTL kemarin, gimana komentarnya mengenai Makassar?
ReplyDeleteit's totally different. daeng2 makassar lebih bersahabat dari yang dibayangkan. ramah. dan tentu saja, punya semangat juang tinggi:)
ReplyDeletesemangat!!!