Saturday, 26 March 2011

a pray for nen di



Seolah langit runtuh saat kabar kematianmu tiba. Beta kira itu mimpi. Tidur lagi. Berharap mimpi berlanjut, kita bertemu lagi. Sedang kabar yang datang pada beta keliru belaka. Sampai-sampai beta punya saraf-saraf lupa cara mengeluarkan air mata.

Seperti ada rongga, semakin melebar dalam hati. Mungkin rasa cemas, gelisah, khawatir. Tapi lebih seperti rasa kehilangan.

“Sudah seng mau makan, mata terpejam melulu. Badanyya sudah tinggal tulang dibungkus kulit.”

Sebenarnya beta tidak mau dengar berita itu. Tiidak mau percaya. Tidak mau bersangka-sangka.

“Doakan dia...”

Benarkah secepat ini? Masih ada kisah yang seharusnya kita tuntaskan. Tentang buku cin, batu badaun, dan beberapa kisah-kisah nabi. Kau tau? Beta selalu membayang buku cin itu adalah dirimu, si moy cina.

Oh, nen e... falbe? Nen mkai tawar, ufangnan lii rek o.

Semoga kau tenang di sana.

No comments:

Post a Comment

silakan tinggalkan jejak. agar aku tahu kamu di sana.

komentar akan muncul setelah disetujui.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...