Saturday, 26 March 2011

perempuanku #habis

Ibuku menitis dalam perempuan ini, Murni, datang apadaku dengan caranya yang purba untuk dunia post-mo. Ia bukan perempuan foedal, seperti potret putri-putri kerajaan jawa, bukan. Sudah kubilang, purba.

Ia kembali dengan caranya yang sederhana. Seperti kehidupan di masa komunal primitif. Bertahan hidup menggunakan cara dan peralatan sederhana. Bergotong royong. Kekayaan alam adalah milik bersama, tidak ada kapling-kapling tanah, harta atas nama pribadi. Seperti itulah kiranya manusia memperlakukan perempuan. Dari masa itulah ibuku lahir.

Murni, perempuan dihadapanku, perwujudan reikarnasi perempuan di zaman ibuku. Mencintai murni, menghargainya sebagai manusia komunal modern. Dirinya, jiwanya, tidak bisa dibeli dengan uang, dan menjadikannya sebagai barang simpanan, atau boneka yang dipamerkan di setiap jamuan makan malam.

No comments:

Post a Comment

silakan tinggalkan jejak. agar aku tahu kamu di sana.

komentar akan muncul setelah disetujui.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...