Monday, 20 December 2010

pak tua dan gulo kacang

Garis-garis lengkung ke bawah, menghiasi pipi, kerutan di dahi menggambarkan bahwa sang empu sudah tak lagi muda. Pancaran matanya hampir redup, tapi menyimpan banyak harap untuk bisa bertahan. Badannya terlihat ringkih dari balik pakainnya yang selalu terlihat kebesaran. Kakinya kurus sekali. sulit membanyang kaki-kaki kecilnya menyusuri jalan, menuntun gerobak jualan.

Kacang. kacang kulit, gulo kacang. Gulo kacang, kacang kulit. Setiap hari.

Garis-garis lengkung ke bawah, menghiasi pipiku, kerutan di dahi menggambarkan aku sudah tua. Pancaran mataku mungkin mulai redup, tapi masih menyimpan banyak harap untuk terus bertahan. Badanku sudah ringkih di balik pakaian yang kebesaran. Kakiku kurus sekali. Namun tidak sulit bagi kaki-kaki kecilku menyusuri jalan, menuntun gerobak jualan.

Kacang, kacang kulit, gulo kacang. Gulo kacang, kacang kulit. Setiap hari.

Garis-garis lengkung ke bawah, menghiasi pipi, kerutan di dahi menggambarkan sang empunya sudah tua, ceritanya. Pancaran matanya hampir redup, tapi menyimpan banyak harap untuk bisa bertahan, itu yang menarik hatinya. Dia bilang badannya ringkih, dilapisi baju yang selalu terlihat kebesaran. Dan kakinya kurus. Aku juga sulit membayangkan kaki-kaki kecilnya menyusuri jalan, menuntun gerobak jualan.

Kacang. Kacang kulit, gulo kacang. Gulo kacang, kacang kulit. Setiap hari

No comments:

Post a Comment

silakan tinggalkan jejak. agar aku tahu kamu di sana.

komentar akan muncul setelah disetujui.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...