Thursday, 20 June 2013

pernah mimpi




Aku pernah bermimpi dalam tidurku. Aku memimpikan diriku. Aku yang sudah menikah. Punya empat anak lucu, menggemaskan, dan, tentu saja, nakal. Ada juga seorang lelaki di sana, mimpiku. Kami memanggilnya 'Papa.'

Kami menempati rumah yang tdak mungil, tidak juga terlalu besar. Meskipun begitu, halaman rumah kami cukup luas. Halaman depan penuh bebungaan; favoritku kembang kantor. Latar belakang untuk sepetak tegalan. Ada pohon mangga dan rambutan.

Setiap pagi aku akan melepas suami dan anak sulungku yang hendak bekerja dan sekolah. Mengantar mereka sampai jalan depan rumah. Aku akan mengajak dan mengajari si bungsu yang masih dalam gendongan, melambaikan tangan saat mobil melaju. Dua anak kembarku akan berlari mengikuti mobil, berlari-lari kecil di belakangnya sampai mobil menghilang di ujung jalan.

Dulu, aku pernah bekerja di sebuah penerbitan. Namun setelah malaikat kecilku berjumlah lebih dari dua, aku memilih resign. Sekarang, aku hanya sesekali menerima pekerjaan freelance sebagai penerjemah. Inilah yang kulakukan sekarang. Mengurusi keluarga kecilku; memasakkan makanan favorit anak-anak dan Papa mereka; mnyetrika baju, menyiram tanaman; dan masih seabrek pekerjaan rumah lagi…

Bahagia. Di usia muda, punya suami, anak, dan rumah. Meski tak punya pekerjaan tetap, penghasilan masih tetap ada.

Hanya saja, seperti yang aku bilang sedari awal. Semua kebahagiaan itu hanya mimpi. Mimpi yang hanya singgah sebentar dalam tidurku. Saat aku terjaga, aku sadari satu hal. Mimpi itu, ia bukan manifestasi keinginan terdalamku. Ia ada dalam mimpiku, tapi bukan hal yang aku impikan. Bukan mimpiku. Ia mimpi makhluk-makhluk di luarku yang menuntut aku menjadi seperti itu. 

Mimpi itu, bisa saja ia milik ibu dan ayahku yang sudah tak sabar menggendong cucu. Mungkin juga mimpi pacar aku, yang sudah tidak sabar mengkavling aku sebagai Nyonya X. Menyandangkan namanya kepadaku.

Barangkali ia mimpi sauda-saudaraku. Mereka kelak akan kasihan, lebih-lebih malu, sekiranya dalam sejarah keluarga besar ada seseorang yang disebut-sebut sebagai perawan tua...


*pict from visualize



9 comments:

  1. jangan khawatir, itu mimpi semua wanita muda. aku juga mimpi gitu, cuma ga sampe kebawa mimpi :p

    apaan maksud komen kau di blog aku? "mbok posting cerita neh, mbak?" ???

    ReplyDelete
  2. Tenang aja, aku aja udah hampir 31 taun soal nikah masih cuman bisa dimimpiin aja, lah wong pacar aja gak punya bwahahahahaa.....

    ReplyDelete
  3. Kalo pernah mimpi ambil yang baiknya yang buruknya buang. hixhixhix

    ReplyDelete
  4. Ada kalanya batas mimpi dan kenyataan terasa begitu kabur, terutama bila terlalu sering bermimpi.

    ReplyDelete
  5. blog aku kadang ngawur, tulisannya bisa gede kecil karepe dewe...
    eh udah ada lanjutannya... :)

    ReplyDelete
  6. mimpinya adalah mimpi setiap perempuan... saya cuma bisa mengaminkan karena semua orang mau sesuatu yang baik terjadi padanya...
    dan mmpi mbak sangat baik ^_^, aku jg pengen mimpi seperti itu... apalagi kalau jadi nyata... hehehe

    ReplyDelete
  7. huhuhu uda ada lamjutannya tuh :)

    ReplyDelete

silakan tinggalkan jejak. agar aku tahu kamu di sana.

komentar akan muncul setelah disetujui.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...