Sunday, 28 April 2013

the cutest cat

meooow.....

this happy cat is 5 years old

i am a sleepy cat too. call me Buba!



Saturday, 20 April 2013

Teman…




Dengannya,
Kamu tak perlu menahan kentut hanya untuk menjaga harga dirimu.
Kamu tak pernah malu memesan porsi tambahan, karena takut gemuk.
Kamu tak malu menghabiskan makan, cuma buat jaga imej.

Dengannya,
Kamu pede bernyanyi, merusak pendengarannya dengan suara cemprengmu.
Kamu merasakan senyap yang damai, tanpa kata, sebab dia setia di sampingmu tanpa banyak tanya.
Kamu leluasa berbagi gemuruh ide-ide yang riuh di kepalamu, tanpa takut dibilang liar.

Dengannya,
Kamu merasa nyaman bergandeng tangan.
Kadang cukup gandengan jentik atau telunjuk saja, kamu sudah aman.

 ___________________
pict from here



 

Friday, 12 April 2013

percaya





Lo masih solat, kan?
Lo masih percaya tuhan kan?

Untuk pertanyaan pertama, saya masih bisa meraba-raba maksudnya; Magrib-magrib gini sms-an ama gue mulu, emang lu gak solat? Tapi kalo disusul dengan pertanyaan kedua itu, nunggu sejam ato dua jam kemudian baru saya balas.

Pertanyaannya sih gampang yah. Mungkin juga yang nanya sekadar iseng-iseng dan keceplosan saja. Tinggal bilang masih atau tidak aja, saya mikirnya lama banget. Penuh pertimbangan. Ekspresi muka saya mungkin macam anak gadis ditanya; masih pake bra (beha) gak?

Kalau kamu sendiri yang mengajukan pertanyaan "lo masih percaya tuhan, kan?" ke teman kamu, sebenarnya jawaban apa yang kamu ingin dengar. Atas maksud apa kamu bertanya seperti itu?

Apatah kamu akan berucap," alhamdulillah, puji tuhan," ketika dia jawab masih percaya. Lantas, akankah kamu menjauhi teman kamu jika dia bilang tidak. Mungkin kamu justru akan semakin mendekatinya, untuk menyerunya kembali di jalan yang benar…

Bagaimana caranya kita mengukur kepercayaan? Bilang "iya", apatah itu memang berarti saya percaya. Dan bilang "tidak",  apa itu mewakili ketidakpercayaan.

Teman saya yang nanya ini, mungkin akan sangat girang jika saya bilang, "ya iya, masihlah, boi.  percayaaa banget." Sayangnya saya tidak tega mengggembirakan dirinya  dengan kebohongan saya.

Saya memang percaya.
Selalu percaya.
Tapi, selalunya itu tidak selalu pake banget. Kadarnya berbeda tiap detik, menit, hari. Waktu. Kadang ia begitu kuat, kadang lindap. Yang saya yakini, kepercayaan itu selalu ada di antara reruang hati. Dan saya (akan) selalu berusaha menjaganya agar baranya terus menyala menerangi hidup saya.  







Thursday, 4 April 2013

merasai hidup


Di tepi ketinggian ini, ada nama yang bukan takut. Menjalar dari jari-jari,
berhenti di lutut. Lalu debur-debur kecil menyapu dadamu, sebelum kau 
rasakan satu hentakan di ulu hati.

Kau menghalau kupu-kupu, beterbangan dalam perutmu, setiap kali kau 
lihat ujung kakimu. Serta yang jauh di bawahnya.

Kau, mungkin ngeri. Kakimu bergeser sesenti ke belakang.
Bukan mundur, tapi bersiap untuk maju. Mendaki lagi.

Ketinggian tak menggentarkanmu. Semakin tinggi, 
semakin kau tentang dan tantang.

Di ketinggian ini, pada nama yang bukan takut; kau membebaskan diri dari 
kotak yang mengerangkengmu dalam kenyamanan, untuk merasai hidup.


pict from visualize





Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...