Friday, 12 April 2013

percaya





Lo masih solat, kan?
Lo masih percaya tuhan kan?

Untuk pertanyaan pertama, saya masih bisa meraba-raba maksudnya; Magrib-magrib gini sms-an ama gue mulu, emang lu gak solat? Tapi kalo disusul dengan pertanyaan kedua itu, nunggu sejam ato dua jam kemudian baru saya balas.

Pertanyaannya sih gampang yah. Mungkin juga yang nanya sekadar iseng-iseng dan keceplosan saja. Tinggal bilang masih atau tidak aja, saya mikirnya lama banget. Penuh pertimbangan. Ekspresi muka saya mungkin macam anak gadis ditanya; masih pake bra (beha) gak?

Kalau kamu sendiri yang mengajukan pertanyaan "lo masih percaya tuhan, kan?" ke teman kamu, sebenarnya jawaban apa yang kamu ingin dengar. Atas maksud apa kamu bertanya seperti itu?

Apatah kamu akan berucap," alhamdulillah, puji tuhan," ketika dia jawab masih percaya. Lantas, akankah kamu menjauhi teman kamu jika dia bilang tidak. Mungkin kamu justru akan semakin mendekatinya, untuk menyerunya kembali di jalan yang benar…

Bagaimana caranya kita mengukur kepercayaan? Bilang "iya", apatah itu memang berarti saya percaya. Dan bilang "tidak",  apa itu mewakili ketidakpercayaan.

Teman saya yang nanya ini, mungkin akan sangat girang jika saya bilang, "ya iya, masihlah, boi.  percayaaa banget." Sayangnya saya tidak tega mengggembirakan dirinya  dengan kebohongan saya.

Saya memang percaya.
Selalu percaya.
Tapi, selalunya itu tidak selalu pake banget. Kadarnya berbeda tiap detik, menit, hari. Waktu. Kadang ia begitu kuat, kadang lindap. Yang saya yakini, kepercayaan itu selalu ada di antara reruang hati. Dan saya (akan) selalu berusaha menjaganya agar baranya terus menyala menerangi hidup saya.  







5 comments:

  1. Lisan memanga sangat gampang untuk bilang "percaya", tetapi realisasinya terkadang tidak segampang apa yang terucap. Tetapi, kalau ini ada hubungannya dengan keraguan, Imam Al-Ghazali pernah berkata bahwa "keraguan adalah awal dari keyakinan".

    ReplyDelete
  2. iman itu tidak sekedar bertambah dan berkurang tapi bisa keluar dan masuk dalam hati manusia...

    ReplyDelete
  3. katanya sih semakin ragu maka akan semakin yakin...
    enggak taulah, masih malas bermain-main paradoks

    *eh, ini gak OOT loh ya.. :D

    ReplyDelete
  4. dibales aja: uuu kacitau ga yaaah <<< alay

    hei nov, iya pasarannya dewasa cerita aku yg flame to dust ayo diikutin yaaa

    ReplyDelete
  5. ya bilang saja percaya, biar ga disalahartikan

    ReplyDelete

silakan tinggalkan jejak. agar aku tahu kamu di sana.

komentar akan muncul setelah disetujui.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...