Lalu, setelah hari-hari yang manis, ketjup sebelum dan sesudah bangun tidur, serta percakapan hangat dan sekantong gombalan receh, kita kembali ke titik nol.
Kembali ke awal. Tiba-tiba saja aku enggan untuk menyapamu. Sedang kau sudah tentu, tak mungkin lebih dulu memulai.
Ah, sebenarnya bukan enggan. Hanya saja, aku tak tahu, dengan cara apa aku mesti menyapamu. Dengan alasan apa lagi? Alasan? Ah, kenapa mesti butuh alasan hanya untuk mengirim pesan padamu?
__________________________
Pict from pinterest
lanjutann tulisannya gmn tuh mba?
ReplyDeletehotel di puncak bogor
cukup sampai di sini aja
DeleteKaya di SPBU, dimulai dari nol ya hehehehe
ReplyDeletekalo itu dimuali dari nol :D
DeleteAh, begitah kehidupan yang fana ini... 😢
ReplyDelete