Tuesday, 30 October 2012

cowok dulu, cewek kemudian


Warung di sudut salah satu jalan daerah kerto selalu ramai dikunjungi pengunjung. Kebanyakan mahasiswa; kalo gak UIN,  ya anak UB. Pagi itu saya turut mengantri di sebelah dua teman saya. Karena agak lama, sesekali saya duduk sembari menunggu giliran teman saya tiba.

Tiba giliran saya. Saya menyebut beberapa menu yg saya pesan. Di sebelah saya ada sepasang kekasih. Si cewek juga ikut memesan. Sementara si ibu mulai mengisi piring dengan seporsi nasi penuh.

"Mas-nya mau pesan apa?" tanya ibu penjaga warung.

"'Saya dulu, bu." sela si cewek tadi. Saya sudah mulai merengut.

"Yang cowok dulu yah, mbak. Perempuan kan suwargo nunut, nereka katut."

Saya bersitatap dengan teman saya. Tak percaya!









Thursday, 25 October 2012

common law friend...


Sahabat, teman. Mungkin itulah yang terbaik buat kita. Yang sangat tepat untuk kita. Setidaknya menurutku; saat ini.

Seorang teman selalu menerima sahabatnya dalam semua kekurangan dan kelebihan. Selalu ada saat sedih, susah, senang, tawa, duka, dan lelah. Berbagi cerita. Saling memaafkan, tak pernah tahan berdiam-diaman meski sehari saja.

Dengan teman, sahabat tak perlu canggung. Jaim. Bebas jadi diri sendiri. Dan itu yang aku mau.

Kau. Aku. Kita tak perlu berubah jadi orang lain. Tidak harus berpura-pura jadi lebih baik. Sempurna.

Cukup begini saja. Seperti kita yang dulu. Seperti sebelumnya. Seorang teman yang sangat saling memahami. 

Aku menginginkanmu sejatinya. Tak sedikitpun kuragukan cinta yang meluap di matamu. Tapi apatah arti cinta jika ia membelenggu dan menuntut.

So, just be my common law boyfriend forever. And I'll be yours too :)


 
form here








Wednesday, 17 October 2012

nak-kanak sampang


Setelah tiba di Sampang, Madura,  saya tidak tahu apa yang bisa saya lakukan untuk membantu para penyintas di Gor Sampang. Bermodal sedikit nekat, Asrus, Arif, Fifink dan saya mendaftarkan diri jadi relawan. Saya tidak punya pengalaman jadi relawan sebelumnya. Saya tidak punya keahlian apa-apa. Saya hanya bisa bermain dengan anak-anak dan mejadi teman yang baik.

Rabu pagi, 5 September, awal pertama saya bertemu anak-anak. Kebetulan guru yang biasanya mengajar belum tiba. Bersama Nira, satu-satunya dokter yang ada, Mbak Anisa, Mbak Sundari, dan satu orang lagi aktivis gus durian (haduh, maafkan saya yg pelupa ini), kami lantas membuatkan susu dan membagikan biskuit untuk ke anak-anak.

Saya sebenarnya ingin bermain dengan para balita di PAUD, tapi sudah ada guru-nya. Jadinya saya pindah posisi ke tenda sebelah --sekolah darurat untuk anak SD.

Jangan dikira lantaran di sekolah saya lalu harus menjadi guru. Saya tetap memposisikan diri sebagai teman bermain (halah, emang aku gak bisa ngajar). Kami bermain apa saja, bermain role play guru-murid -saya yang jadi gurunya, hokey-pokey, sampai potong bebek angsa dan bernyanyi. Di lain hari kami belajar berbalas pantun. Kalau soal pantun, anak-anak jago sekali.


Biasanya setiap pagi ada perpustakaan keliling yang sengaja didatangkan hingga siang hari, jam sekolah selesai. Saya kadang membacakan buku certita untuk anak-anak. Oh, bukan membaca, mengarang sebenarnya. Soalnya anak-anak suaka nanya gini, "kuk gak ada di gamabar?"

Meski baru kenal beberapa hari, anak-anak ada yang lengket dan suka ngintil saya kemana-mana. Ada Nurul yang hobi pinjam hape saya buat foto Bu Dokter, dia bilang kalau sudah besar dia juga mau jadi dokter. Dia ini juga yang mau nemenin saya ngantri mandi. 

Jelis (tulisnya gampang, lafalinnya susah banget. Harus cocok sama cengkok Madura), dia ini yang paling sering ngintil saya, suka ngajak ngobrol, tapi saya sama sekali tidak paham bahasa Madura, parahnya dia juga sama sekali tidak menguasai bahasa apa pun selain bahasa Madura. Saya harus sering-sering tanya temannya "dia bilang apa?". Bahasa isyarat jadi sarana tepat untuk kami berdua. Tadi, pagi-pagi sekali dia menghampiri saya, ia menyodorkan tangannya yng penuh karet gelang sisa bungkus nasi di tangannya. Ia menggumamkan sesuatu, tapi saya tidak paham. Tapi dari karet gelang di tangannya saya maklum :: ini karetnya sudah tambah banyak, sudah bisa dirangkai buat lompat tali. malam sebelumnya saya emang iseng ngambil karetnya lalu saya jalin, tapi terlalu pendek kalau mau dipakai main lompat tali. Pagi ini, dia bahagia sekali mengajak saya bermain lompat tali.

Teman kecil saya yang lain ada si Rohil, borok di lehernya membuka mata saya; bukan dia satu-satunya penyintas di Gor Sampang ini yang kena tomcat. Kondisi penyintasan belum kondusif benar, semua orang tumplek-blek jadi satu. Baru ketika relawan YEU datang, penyintas dibuatkan shelter yang lebih rapi. Semua penyntas didata ulang, setiap rumah tangga dibuatkan shelter sesuai kebutuhan dan jumlah anggota keluarga.     



Saya juga bertemu si kembar Sughro dan Kubro yang selalu ketakutan tiap kali didekatin orang baru. Setiap kali saya mendekati dua bocah berumur dua tahun ini, mereka akan menghindar, mencari-cari kakaknya. Di kemudian hari, ketika punya kesempatan ngobrol dengan kakaknya, Siti Romlah, saya baru tahu kenapa si kembar ini trauma dengan orang baru. 

Masih ada beberapa teman kecil saya seperti Hikmah, Ayu, Isrofil, Hawa' dan beberapa lain yang belum saya hafal betul nama dan rautnya. Sayang, saya tidak bisa berada lebih lama di sana seperti yang sudah saya rencanakan bersama my partners in crimes. Saya harus segera pulang ke Tual karena suatu alasan, padahal belum genap seminggu saya di Sampang. Hingga saat ini selalu ada keinginan untuk kembali menemui teman-teman kecil saya. Dan saya juga berdoa, agar kelak mereka bisa kembali ke kampung halaman mereka; tanah leluhur mereka dimakamkan, dan tempat mereka dilahirkan (Pram).

Thursday, 11 October 2012

isyaratkah...



gambar dari sini


Kau duduk menyamping di teras depan
Bercelana training biru dan
Singlet putih nan lusuh
Siang itu, aku akan kembali bepergian jauh

Pundak membungkuk
Kepala tertunduk
Tubuhmu terguncang, terguguk

Kau senandungkan nada
Firasat, selaku tak lagi akan sua

Mobil berderu
Melaju
Hatiku  turut berinaian
Tempias di kaca jadi kenangan



Monday, 8 October 2012

Merindu

gambar dari sini


Aku merindukanmu
Pada setiap tetes air
Yang menginginkan uar
Panas yang keluar dari bumi
; bau tanah saat hujan hendak turun

Aku merindukanmu
Pada setiap helai dedaunan
luruh di atas tanah
; yang di atasnya pohon tegak berdiri





Tuesday, 2 October 2012

#gambar idoep: Dear John....



Tidak mudah jadi orang baik. Jangan pernah berpikir jadi orang baik, jika kau tak sanggup hidup mendahulukan dan mengutamakan orang lain.
  


Savannah, tipekal gadis baik-baik. Tidak merokok, minum, atau kelayapan malam hari.  Alim bin hindun? Tidak juga. Ia layaknya remaja lain. Suka berkumpul sesama teman sebaya, melakukan hal-hal menyenangkan berrsama. Ke pantai bareng-bareng misalnya…

Tetap saja, dia gadis berhati mulia. Yang menghibahkan waktu liburan musim semi untuk membangun kembali rumah seorang warga yang roboh akibat diterpa badai. John Tyree, gebetan cakepnya, bahkan diajaknya serta.

John Tyree mungkinlah orang yang sangat dicintai Savannah. Yang selalu dikirimi surat cinta di manapun John Tyree dan pasukan perangnya berada. Yang mungkin ingin dinikahinya kelak. Yang dengannya, ia akan menghabiskan masa tua di tepi pantai sambil memandang senja. Tangan keriput John akan tanpa henti mengelus rambut Savannah yang sudah memutih. Mungkin.

Namun, sekali lagi,Savannah ini peri berbudi baik. Ia relakan hidupnya untuk Alan dan Tim. Alan anak tetangganya, mengidap autis sejak kecil. Ia mengenal baik Alan sejak baru lahir. Alan tidak dekat dengan orang lain selain Savannah, Tim dan orang-orang yang menurut Alan baik.

Dan Tim, dia ayah Alan. Di saat Alan beranjak besar, Tim menderita kanker. Tim jatuh cinta pada Savannah. Dia sadar, cinta Savannah hanya untuk John, namun ia tetap melamar Savannah. Setidaknya saat Tim sudah tidak ada, ia bisa pergi dengan tenang lantaran Alan berada di bawah pengasuhan orang yang tepat. Dan Savannah, dia memang putri paling baik. Ia menerimanya dengan lapang.

Savannah dan John percaya, suatu ketika mereka akan bertemu kembali. Semoga :)


__________________
beberapa hari terakhir ini saya punya banyak waktu luang, jadi bisa  buat nonton pilem :)



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...