Tuesday, 22 February 2011

demi serapah

Inilah janjiku,
Untuk ibuku.

Suatu saat aku akan membunuh kalian semua
Kau, lelaki begundal, aku akan menikammu; dengan pisau yang setiap hari kuasah
Kumandikan dengan kembang tujuh rupa.
Niscaya kau akan mati sekali tebas
Tapi aku tidak akan membiarkan itu terjadi.
Aku ingan menusukmu, berkali-kali.
Di dada sebelah kanan
untuk hati ibuku yang kausakiti
kemudian sebelah kiri
sebagai terimakasihku, berkat mani yang menetes dalam darahku
Menusukmu, lagi, lagi, dan lagi.

Juga kau, lonte:
Cuih, merah gincumu membutakan si begundal itu.
Aku bersumpah demi garba ibuku.
Aku akan mengirimmu bersama iblis di akhirat sana.
Tenang, aku tidak akan, menjambak rambutmu, seperti di sinetron.
Atau mencekikmu bagai adegan bodoh dalam film-film hantu porno
Aku, akan...
Tunggu saja. karena ketika kau bangun di pagi hari
Rohmu tak legi menemukan wujudnya

Demi garba ibuku,
Demi airmata ibuku,
Dengarlah wahai alam raya
Aku memohon restumu, tuhan
Amin.

Monday, 7 February 2011

gadis kecil

Gadis kecil rambut keriting, berkulit terbakar matahari. Duduk terdiam di atas karang, memandang lurus pada laut lepas. Ia baru sadar, ujung laut rupanya tersambung dengan ujung langit.

Gadis kecil rambut keriting, berkulit terbakar matahari. Pagi-pagi sekali, berlari ke tepi pantai. Menanti perahu-perahu nelayan kembali. Menanti kepulangan datuk-datuk. Datuknya seorang pelaut.

Gadis kecil rambut keriting. Rambutnya bergerak-gerak lucu, tertiup angin laut. Berkulit terbakar matahari. sudah tak sabar menanti kedatangan datuk. Ia ingin bertanya; benarkah ia bayi yang keluar dari kelapa muda yang di belah datuk?

Gadis kecil rambut keriting, berkulit terbakar matahari. Nenenya bilang, jangan sering-sering berenang, mandi air masin. Sinar matahari saja sudah membakar kulit. Tapi ia tak peduli. Ia bukan mandi air masin. Ia menyongsong datuk.
*** **** ****
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...