Sunday, 11 May 2014

(Merasa) dilecehkan tukang ojek

6 dari 10 ojek yang saya tumpangi, para tukang ojek tersebut mengajukan pertanyaan yang nyaris sama. "Namanya siapa, cewek?", "boleh kenalan?" dan "boleh minta nomor hp?"
Sebagai perempuan, saya sama sekali tidak merasa tersanjung. Apalagi merasa GR, cantik, dan seksi, hingga pantas digoda. Jujur, saya justru merasa tidak aman, tidak nyaman, dan dilecehkan. Ada urusan apa dia mau kenalan dan minta nonor hape segala. Baru juga naruh pantat di ojeknya bebebrapa menit.

Apalagi akhir-akhir ini marak terjadi pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak-anak di kota Tual. Dalam beberapa kasus, pelakunya adalah tukang ojek. Kabar terakhir, seorang siswi SD diperkosa tukang ojek di seputaran Watdek, Langgur.

Pernah juga, saat pulang malam mingguan bersama sepupu perempuan saya, saya sudah sampai di rumah, sementara dia tak kunjung tiba. Setelah menunggu beberapa saat ia menghubungi dan minta dijemput di dealer yang tak jauh dari rumah. Rupanya, dia mencium hal yang tidak beres dari tukang ojek ini. Rute yang diambil, berbeda dari biasanya. Tukang ojeknya mengambil jalur yang sepi, dan jendak melewati jalan yang jauh dari rumah penduduk. Belum lagi, aroma minuman keras menguar dari si tukang ojek.

Ketika tiba di perempatan, selagi si tukang ojek sedang berhenti, memperhatikan kanan kiri, sepupu saya langsung lompat dari motor dan lari ke kios terdekat...

Sejak saat itu, saya selalu hati-hati memilih ojek. Buat teman-teman yang tinggal di Tual, atau siapapun, yang rumahnya hanya dilalui ojek, saya punya beberapa tips buat kalian. 

Pertama, saya selalu memastikan untuk melihat dengan jelas wajah tukang ojeknya, kalo yang pakai masker atau helm tertutup jarang saya stopin. 

Kedua, saya biasanya milih tukang ojek bapak-bapak, kalau anak muda atau kakek-kakek suka usil. 

Ketiga, saya seringkali milih tukang ojek muka-muka perantauan, macam orang jawa, sumatra, bugis atau buton. Bukan apa-apa sih, kalau orang rantau kan serius bekerja, jadi kecil kemungkinan untuk melakukan tindakan-tindakan di luar pekerjaan. 

Keempat, hafalkan nomor plat ojek yang kamu tumpangi. Terakhir, yang aman menurut saya, simpan nomor kebaln atau saudara kamu yang berprofesi sebagai tukang ojek. Selagi butuh, tinggal panggil saja.

Sekali lagi, jangan sampai tergoda untuk menanggapi pertanyaan tukang ojek yang ngajak kenalan atau minta nomor hape. Menurut saya, gada hal baik yang datang dari orang yang langsung minta nomot hape, padahal kenal aja enggak...

Wednesday, 7 May 2014

Nomaden

It must be my house
But this is not my home.
My home is somewhere out of here
Somewhere i belong
         Maybe your heart
         Maybe my work
         May be a journey
I'm not sure...

I think I am a nomaden

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...