Tuesday 19 February 2013

sekarang cantik itu Korea..


Kalo ada lagunya lee chul seung, geu sarang, di playlist hape saya, itu karena saya ketularan ponakan saya yang masih kelas 2 SD, Nisa.
Kalau saya suka nonton Dream High dan iseng-iseng ngapalin soundtracknya, itu karena ketularan Nisa juga.
Kalo saya berulang-ulang nyanyiin reff lagunya Cherrybel, itu juga karena Nisa sering banget nyanyi lagu-lagu mereka. (emang Cherrybel girlband Korea?)

Ternyata bukan cuma remaja ke atas penggemarnya, anak-anak pun sudah pada melek Korea. Kalau sebatas suka lagu, drama, dan film, saya pikir ini masih dalam tahap wajar demam gelombang korea. Tapi kalau sampai mau jadi tkw pun harus di Korea, kuliah harus di Korea? Cantik harus Korea? Entahlah…

Gelombang besar demam Korea sedang bergulung-gulung menghantam kita saat ini. Saya kira kita sama-sama tahu, tapi saya ingin merekamnya -meski tak banyak- untuk kita kenang kelak.

Sekarang dunia hiburan sampai bacaan pun seolah condong berkiblat ke Korea. Fenomena boyband dan girlbind macam Sm*sh, Hitz, atau 7icon adalah sekian dari perayaan mimikri total panggung hiburan Korea. Saya rasa bukan itu saja, beberapa sinetron Indonesia pun pernah mengadaptasi drama Korea, yang paling saya ingat Benci Bilang Cinta meniru Princess Hours.

Bukan di panggung televisi saja yang sedang terhegemoni Korea. Saya sempat terkaget-kaget waktu ke toko buku. Teenlit dan novel-novel sekarang juga mimikri Korea juga. Judul dan isinya pada Oppa-oppa dan saranghae-saranghae gitu.

Kalau yang dewasa saja menganggap itu sebagai sesuatu yang lazim, saya khawatir dengan anak-anak yang sedang tumbuh kembang. Bagaimana mereka akan memaknai pertarungan wacana ini.

Pernah suatu kali saya memergoki Nisa sedang menaburi tubuhnya penuh bedak tebal. Dari wajah sampai kaki. "Biar putih, Ma Novi." ujar nisa polos. Diam-diam saya berdoa, semoga dia tidak tahu kalo Bayclin di kamar mandi itu produk pemutih (pakaian).

Di lain waktu, di bilang gini ke mamanya, "Mami, aku pengen punya mata kayak begini,"  kedua tangannya menarik kulit sekitar ekor matanya sedikit ke belakang. Saya dan mamanya hanya saling memandang penuh arti sambil menahan tawa. See, dia pengen punya mata sipit! Dia belum tahu, gadis-gadis korea justru pengen punya mata lebar kayak punya dia.

Aduh, miris. Setiap kali kita menonton artis-artis korea depan layar kaca, sepertinya kita tidak sekadar menikmati lagu, drama, dan tariannya. Rupa-rupanya kita juga mengonsumsi ras, fetis, dan ideologi serta.

Setiap hari, kita diserbu pelbagai macam tanda. Tanda-tanda berhamburan menghampiri kebermaknaanya dalam diri kita. Wacana Korea menggempur tanpa ampun. Dominasi, bukan lagi soal siapa menjajah siapa. Sekarang berbalik jadi siapa menghegemoni siapa. Kita dikepung pertarungan ideologis, yang menurut Stuart Hall, setidaknya ada tiga sikap yang akan muncul; menerima, bernegosiasi, atau melawan. Mari melihat ke dalam diri kita sendiri, seperti apa sikap kita.

 






9 comments:

  1. sekarang zamannya korean mania, untuk melawan arus rasanya tak mungkin, maka cukuplah kita berdoa semoga kebaikan saja yang selalu hadir dari korean mania, dan bukan keburukan....salam :-)

    ReplyDelete
  2. Saya juga aneh nih... temen saya yang 'sudah dewasa' itu juga hafal banget dan cinta mati sama segala sesuatu yang berbau Korea, terakhir dia bilang pada saya akan ikut kursus bahasa Korea! Saya jawab aja "Dari pada menghabiskan uangmu untuk itu, mending kamu cari kursus tahsin aja (karena baca Qur'an juga belum lancar padahal 'sudah sangat dewasa')

    ReplyDelete
  3. saya sih ketularan nonton running man :D

    ReplyDelete
  4. gimana ya, soalnya uda jadi rahasia umum klo indonesia itu rakyatnya rata2 latahan sist

    Mampir kesini ya, salam kenal Peta Indonesia Karya Anak Negeri

    ReplyDelete
  5. iya ya
    sekarang standar cantik itu kayak gadis gadis korea gitu
    kalo dulu kaukasoid...

    ReplyDelete
  6. tiap2 sesuatu memiliki masa, sekarang lagi demam korea... tapi aku ga ikut2an :D

    ReplyDelete
  7. budaya korea ga perlu diterima, dilawan ataupun dinegosiasi. budaya korea dan pilem2nya cuma perlu dinikmati sajo :p

    ReplyDelete
  8. sudah ada lanjutan ceritanya loh nov,,, :D

    ReplyDelete

silakan tinggalkan jejak. agar aku tahu kamu di sana.

komentar akan muncul setelah disetujui.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...