Friday 7 September 2018

Suatu kali


Suatu kali, pernah aku melihatmu tertunduk dan menitikkan air mata. Saat itu aku menyadari, aku tak hanya menyukaimu, tapi menyayangimu.

Ingin kuhapus airmatamu dengan kecupku. Menghapus dukamu dengan pelukku. Meski kau membentengi dirimu dengan duri, kan kudekap kau lebih erat. Membiarkanmu terlelap di dadaku.













______________

Pict. from pinterest

Tuesday 4 September 2018

Melepas kalut



Katanya cewek kalo lagi PMS, berubah jadi singa. Galak, suka marah-marah gak jelas. Yang terjadi pada saya berapa bulan belakangan ini malah kebalikannya. Jadi, over sensitive. Mellow mulu.


Senggol dikit, langsung nangis.


Entah berapa kali diam-diam saya menangis di kamar mandi atau di balik selimut.


Entah karena kram perut atau masalah-masalah sepele, selisih paham dengan si anu, telepon gak diangkat si itu, atau si ini yang gak pernah kirim pesan.


Pokoknya, hal kecil, jadi dibesar-besarin. Dipikir sendiri, ditangisi sendiri.


Saya sedih sekaligus takut

Jika sensitivitas seperti ini terus berlarut.

Ah, ingin lari ke laut. 

Melepas semua kalut.








____________

Pict. from pinterest 

Sunday 19 August 2018

Baiklah,




Ah, jadi sekarang aku mengerti. Kamu bukan tipe orang yang akan mengabaikan seorang teman. Bukan pula tipe yang mudah berkata tidak. Tapi kamu sangat, sangat ahli dalam mengusir seseorang dari hidupmu.


Aku rasa kita mirip.


Friday 3 August 2018

Titik nol



Lalu, setelah hari-hari yang manis, ketjup sebelum dan sesudah bangun tidur, serta percakapan hangat dan sekantong gombalan receh, kita kembali ke titik nol.

Kembali ke awal. Tiba-tiba saja aku enggan untuk menyapamu. Sedang kau sudah tentu, tak mungkin lebih dulu memulai.

Ah, sebenarnya bukan enggan. Hanya saja, aku tak tahu, dengan cara apa aku mesti menyapamu. Dengan alasan apa lagi? Alasan? Ah, kenapa mesti butuh alasan hanya untuk mengirim pesan padamu?

















__________________________
Pict from pinterest




Saturday 19 May 2018

Mengalienasi




Mengapa dengan yang asing kita bisa berbagi hal-hal paling sakral dan intim.


Sementara yang dekat begitu beku dan kaku. 


Haruskah kita saling mengalienasikan diri agar lebih intim? 


Aku alien bagimu

Kau alien bagiku


Tuesday 24 April 2018

Ini adalah hari-hari di mana, gak pengen marah, jutek dan judes bin ketus, tapi semua terjadi begitu saja. Ketika orang mengatakan hal sepele dan kamu nganggap lebih, over sensitif. Ketika kamu tahu, itu tidak bisa begitu, tapi kamu tak kuasa menahannya.


Ish😔, I need to run away somewhere to keep my sanity.




 









Friday 13 April 2018

pernah




pernah sekali kuragu padamu
ketika diri lugu
terombang-ambing
pusing

pernah merasa begitu asing 
padahal begitu dekat 
tak berpaling
erat

















_________________________
pict from here

hanya supporter





Darah berdesir melihatmu di lapangan. Degup berlipat tiap raketmu menyentuh kok. Berdebar-debar, poin demi poin.

Perasaan bahagia, harapan dan cemas berbaur dalam jejingkrak, tepuk tangan, doa dan  yel-yel:
In-do-ne-sia
Prok prok prok
In-do-ne-sia
Prok prok prok

Tepat setelah poin kemenangan, 21, aku berlari ke arah lapangan. Kau sigap menghampiri.

Menghampiri dia yang sedari tadi kau pandangi. Poin demi poin.

Aku lupa,
Pagi ini aku terbangun hanya sebagai seorang supporter.











Thursday 15 March 2018

Berjodoh




Bahwa jodoh tidak melulu tentang lelaki atau perempuan yang dipersatukan dalam akad. Bertemu orang baik pun adalah jodoh. Bukan kebetulan.

Banyak orang baik yang tlah kutemui. Ibu dan anak ini salah satunya. Pertama kali bertemu dengan ibunya ia berkisah tentang getir hidupnya: Susah payah bekerja di luar negeri, suami yang ditinggal malah foya-foya, main perempuan dan menelantarkan anak.

Sudah ia ikhlaskan jerih payahnya yang sia-sia. Pun suaminya, ia ikhlaskan untuk perempuan lain. Ia hanya tak habis pikir, untuk apa si mantan suami mencuci otak anaknya agar menjauhinya. 

Tak ada yg lebih sedih selain dijauhi anak sendiri. 

Ia percaya Tuhan tak kan membiarkannya sendiri, tak putus doa untuk sang anak.

Seperti sudah direncanakan, beberapa bulan kemudian, kami bertemu lagi. Kali ini ia mengenalkanku pada anaknya. Ah, betapa bahagianya. 

Kisah ini, bagimu, mungkin biasa saja. Banyak kejadian seperti ini. Atau mungkin aku tak begitu pandai menceritakannya. Apapun lah. Bagiku, kisah ini sangat berharga. 

Selama ini kupikir hanya drama indosiar saja yang dramatis. Nyatanya, hidup bisa lebih dramatis. Dan tak perlu kuceritakan dengan dramatis pula. 






Wednesday 7 March 2018

#tukangojek1: ya sudah

sebab tidak punya kendaraan dan gak bisa nyetir, kemana-mana praktis saya naik ojek ataupun angkutan kota. berhubung tidak ada lyn angkot ke arah rumah, saya lebih sering naik ojek. 

banyak pengalaman yang saya alami. manis maupun traumatis. beberapa kali saya dan kang ojek ngobrol ini itu, lebih seringnya saya menikmati perjalanan, duduk diam menatap rumah-rumah, anak-anak, dan pepohonan dan semak-semak yang segera berlalu, tenggelam dalam lamunan-lamunan riuh. 

lewat tulisan dengan label #tukangojek ini saya ingin berbagi cerita saya bersama kang ojek (duh, betapa mesranya kami :D)



Saya         : Om, minta helmnya, om. 
Kang ojek : Gak usah.
Saya         : Ya sudah .... (langsung meninggalkan kang ojek)
Kang ojek : loh, mo kemana, mbak? gak ada sweeping kok. ayo
saya         : @%$^^$%@@


tak sedikitpun acuh, sudah kadung ngambek. orang saya nyetopin belio karena helmnya. saya gak mau naik ojek yang gak sediain helm buat penumpangnya. kecuai kepepet dan terpaksa.  




 












__________________
pict from here

Tuesday 6 March 2018

I hate it



I hate it when I love you, but I deny to admit it
I hate it when I love you, but I can't say it
I hate it when I love you, but I am not brave enough to say it
I hate it when I love you, but I have no confidence to say it

When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don't ever let it go
Or you will lose your chance
To make your dreams come true...

This song stuck in my head








________________
pict taken randomly from google 

Wednesday 7 February 2018

asin(g)



"Kamu berbeda." Tuduhmu.

Hanya karena tak kau jumpai ombak di kepalaku.

Kemarilah, cecap bibirku yang garam. Agar kau ingat rupa laut tempatmu melabuh sauh.

Bagaimana rasanya?

"Asin(g)!"


Malang, 26 Januari 2018 
















Monday 5 February 2018

Di tempat yang kau sebut wisata lumpur


Di tempat yang kau sebut wisata lumpur
Kehidupan hakiki pernah mengada

Di sini,
Manusia pernah beranak
Ternak pernah berkembang biak, dan
Tanaman pernah bertumbuh

Di tempat yang kau sebut lumpur wisata
Masa lalu hakiki pernah mengada

Lihatlah,
Di bawah pohon mana, dulu, Susi dan Joni kencan kali pertama
Di jalan mana Tanti dan Nita menuntun sepeda menjemput emak pulang dari sawah
Di halaman mana anak—anak riuh bermain gundu dan dadu

Lihatlah,
Tak lagi kukenali
Jalan setapak ke sawah Pak Turno
Tak lagi kukenali
Di warung mana para buruh mengaso
Tak lagi kukenali
Rumahku sendiri
Tempat ibu bapak memadu kasih
Tempat kami, anak-anaknya, dilahirkan
Tempat kami berbagi kehangatan lewat obrolan, gurauan dan pertengkaran-pertengkaran kecil

Di tempat yang kau sebut wisata lumpur
Kenangan hakiki pernah mengada

Namun kau lihat sendiri
Kenangan ini,
Kemana ia mencari jalan pulang
Kenangan ini,
Kenangan tak berumah

Di tempat yang kau sebut wisata lumpur
Kerakusan hakiki pernah mengada

Ingatlah ini,
Tangan-tangan kuasa menjamah
Dengan bor mereka memperkosa kami
Merebut kehidupan
Merenggut kenangan
Dikubur dalam genangan
L U M P U R    L A P I N D O

Di tempat yang kau sebut wisata lumpur





Malang, 23 Januari 2018 


















Pict by dekisugik

Saturday 3 February 2018

Gerimis kasih


Gerimis 
Kasih bigamis
Air mata genang
Kisah kita tinggal kenang

Perempuan mana yang senang
Akad bukan layang-layang
Hati teriris
Miris

Ironis
Habis manis
Kulepas kau, bang
Larung di air pasang

Bebaskan aku jangan gamang
Bahagialah tanpa alang
Renjana kalis
Kikis 


Bau-bau, 20 Januari 2018 
















_______________
Patidusa lagi.
Pict by monika-es from devianart


Thursday 1 February 2018

Zarah kita satu





Hai, anakku
Anak yang tak pernah susah payah kurejan
Zarah, nak, ia jua mempertemukan kita
Engkau dengan ceriamu dikirim Tuhan
Luapi gurun hatiku penuh kebahagiaan

Memang tiada meroyan demi kau
Untukmu, ketahuilah, doadoa kurapal
Zarah, nak, ia jua mempertemukan kita
Nasab memang berlainan, namun
Ibu ingin kau ingat; ibu selalu mengibukkan diri padamu 

Monday 29 January 2018

desah resah




fajar temukanku telah terkulai
di atas seprai
yang masai
abai
tubuh
penuh peluh
juga erang keluh
dan hati yang rusuh
Kemana lenyap gebu gairah
yang memeluk desah
jadi kesah
resah
pergi
kekasih lari
tanpa kecup dahi
tinggallah risau koyak hati 



Tual, 17 Desember 2017 













__________________________
Patidusa pertama. Udah sesuai kaidah belum? 😬

Pict by @ionabondlopez PicsArt 


Wednesday 10 January 2018

tak ada puisi hari ini




tak ada puisi hari ini
yang ada hanya kata
yang berima
tanpa seni

tak ada puisi hari ini
yang ada hanya hati
yang kosong 
melompong

tak ada puisi hari ini
yang ada hanya raga
tanpa jiwa
zombi

tak ada puisi hari ini
yang ada hanya penyair
yang tlah mati
tak bersyair


Tual, 9 Desember 2017














___________________
*menulis puisi setelah sekian lama. setelah bergabung dengan Rumah Puisi. 
rasanya seperti baru belajar. sudah lebih dulu di-posting di lebah kuning itu. iya, itu aku :)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...