Wednesday, 8 August 2012

banshee, banci, dan perempuan

Banshee. Kata ini berasal dari sosok mitologi Irlandia mengenai peri pembawa berita kematian. Orang Irlandia menyebutnya bean sidhe, ben side dalam Irlandia kuno.

Konon, jika terdengar ratapan banshee di rumah seseorang, kemungkinan salah satu anggota keluarga di rumah tersebut akan meninggal. Semacam isyarat. Banshee ini kadang hanya terdengar raungannya saja. Namun tak jarang ia juga menampakkan diri. Kadang ia menyerupai gadis muda, ibu muda yang anggun, atau wanita buruk rupa yang sudah bau tanah. Ketiganya mewakili tiga aspek dewi perang Celtic; Badhbd, Macha dan Mor-Rioghain.

Di Skotlandia, banshee dikenal sebagai bean-nighe sebab kemunculannya menyerupai seorang perempuan yang sedang mencuci baju berlumur darah milik orang yang akan mati. Sedang di Leinster, mereka menemainya bean-chaointe, suara rintihan perempuan yang menyanyikan lagu kematian dari pekuburan. Kadang suaranya merdu. Kadang pula mengerikan.

Satu hal yang pasti tentang banshee, ia adalah hantu yang menyerupai perempuan. Perempuan jadi-jadian. Kalau bukan dalam wujud perempuan, ia muncul dalam bentuk hewan (yang diasosiasikan dekat dengan penyihir). Tidak pernah dalam wujud laki-laki.

Mungkin kata banshee ini pula yang mempengaruhi penggunaan kata banci dalam bahasa Indonesia. Banci di sini merujuk pada laki-laki yang menyerupai perempuan dalam hal berpakaian sampai tindak tanduknya. Seperti banci-banci yang biasa ngamen di jalanan. Atau yang pakai gaun mini, rambut palsu, dan riasan. Biasa mangkal di jalanan, dekat hotel-hotel dan sering jadi bulan-bulanan satpol PP. mungkin juga seorang yang kamu kira perempuan, melayanimu saat di salon-salon. 

Dalam karya sastra baik lisan maupun tulis, atau bahkan film dan animasi perempuan biasanya digambarkan dengan stereotype yang hampir seragam. Secara garis besar Juanita H. William membagi mitos tentang perempuan menjadi Woman as Mother Erath, Woman as Enchantress-Seductress, Women as necessary Evil, dan Women as Mistery. Contohnya masih bisa dilihat dari sinetron-sinetron Indonesia sekarang. Kalo tokohnya perempuannya baik, baik… banget. Sampai gak bisa bedain mana yang baik, lugu, dan (maaf) oon. Terus, kalo jahat, jahat banget. Sama sekali tidak manusiawi.

Perempuan, sejatinya manusia utuh sama halnya seperti laki-laki, masih kadang dianggap remeh, only the second sex. Bagaimana dengan  mereka yang hanya menyerupai perempuan?

Banshee, banci. Dua-duanya bukan perempuan. Tapi menyerupai perempuan. Baik hantu banshee maupun banci sama-sama dipandang negatif oleh masyarakat. Banshee ditakutin, banci dilecehin.  





underline_____________________


Sebenarnya beberapa minggu kemaren saya sedang asyik baca  The Years of Living Dangerously -nya Christhopher Koch. Informasi soal kata banci itu berasal dari banshee saya dapat dari novel ini. Setelah itu jadi penasaran dan menuntaskannya dengan menelusuri informasi seputar banshee.

Sampai sekarang novel itu belum juga selesai saya baca. Perhatian saya tersita ke novel  The Da Vinci Code milik Dan Brown. Kalo gak selesai baca ini novel, skripsi saya juga gak mulai-mulai…. :) pray for me ToT

14 comments:

  1. kalimat yg terakhir itu, aku sukaaaa... :D

    Mi, skripsi mau ambil analisis feminis ya?
    Kayaknya kamu banget tuh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang mana, yang mana? pray for me?


      emang feminis. kuk tahu? ada tulisannya kali yah di jidatku.. hoho

      Delete
    2. kentara feminis...

      only second sex...
      khas kata-kata para feminis

      Delete
  2. Kok The Da Vinci Code baru baca? seru banget ya cara bertuturnya, aku juga suka banget neh sama novel yang satu ini. Lanjutkan bacanya, dan selesaikan skripsinya he he he...

    ReplyDelete
    Replies
    1. trims, bro:)

      dulu, dulu suka filmnya ajah. dan saya menyesal baru baca novelnya sekarang. lebih keren daripada filmnya :)

      Delete
  3. #mathek

    baca ini malam hari, eke merinding cynt...

    ReplyDelete
  4. skripsinya pakai da vinci code? anak sastra kah?
    anyway, masyarakat memang suka pasang stereotype, dan itu gak adil.
    daripada banshee, mungkin saya lebih takut banci :D habisnya banshee yang di X-men keren kok :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. yes. i am.

      loh kok takut sama banci..? padahal dia juga takut loh sama kamu.. heheh #sok tahu.

      Delete
  5. waaah.. nambah pengetahuan baruuuu... XD
    btw, banshee lumayan bikin merinding ya... eh, kalo ketemu banci juga merinding deng... :D

    ReplyDelete
  6. banshee -_____-"
    ogahh.. jangan sampai. amin.hahha

    ReplyDelete
  7. @ Arif dan Uchank: kalo ama perempuan merinding gak,,,? hehe

    ReplyDelete
  8. aku risih sama banci... duh maaf yah

    ReplyDelete

silakan tinggalkan jejak. agar aku tahu kamu di sana.

komentar akan muncul setelah disetujui.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...