Tuesday 15 January 2013

sahaya aku



Sahaya aku

Tepi pantai kala senja
Nelayan menjaring siluet matahari
Dan mega di ujung lazuardi
Bersama mengukir ikar ; “hanya bapa raja diraja”
                                 
Sekali waktu
Insan terperangkap labirin
Resah
Galau
Pun dilema
Dari keheningan, alam berbisik;
“iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”

Di sini
Seorang diri meniti tasbih
Mengukir lafal atas sujud kultus
Luruh keangkuhan sluruh
Dengan segenap kekerdilan
Sahaya aku;
“hanya bapa tunggal yang esa”



7 comments:

  1. akan terlebih indah puisi tsb, jika cuaca buruk tidak terjadi lama belakangan ini. Sehingga tdk ada senyum dari balik perahu

    ReplyDelete
  2. Sahaya aku, menyembah dan memohon pertolongan-Mu...nice poem :)

    ReplyDelete
  3. lah kok bapa, nov? kamu muslim toh? #bingung

    ReplyDelete
    Replies
    1. bapa itu kan bapak (dalm melayu kuno)..

      soalnya Dia kadang-kadang seperti bapak bagiku, :)

      tidak ada maksud laen :)

      Delete
  4. satu lagi teman yang suka puisi ku temukan. puisimu di atas adalah sebentuk sunyi yang kau serahkan seluruhnya kepada Bapa, Tuhan Alam semesta, dan pasrah atas apa2 yang dimilikiNya. lanjtukan sahabat?

    ReplyDelete

silakan tinggalkan jejak. agar aku tahu kamu di sana.

komentar akan muncul setelah disetujui.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...